YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 26 Februari 2013

Lil damn criminal

Malem ini, aku mau cerita tentang kehidupan adikku, Nina, yang kena tekanan batin di sekolahnya. Sh*t! Dia kena bully-nya sang Ketua Kelas, Alena (samaran). Duh, parah super. Check it out, dude -->

Suatu hari, Nina SMS papa. Aku liat raut muka papa agak serius dan papa seakan kayak bilang, "Sial. Ini lagi.. Ini lagi..".
"Ada apaan pa?" aku tanya.
"Nih, liat aja nih.." papa rada sewot.

PAPA, NINA DIKUCILIN LAGI SAMA ALENA. NINA MAU PULANG AJA.

Nina kelas 4 SD. Alena ini temen sekelas dia yang kecil-kecil pikirannya dah kriminal. Aku dah denger cerita dikit tentang si Alena sang Kriminal Kecil ini.

Waktu Nina duduk di bangku kelas 3, Alena dicalonin jadi ketua kelas dan ada 4 calon lainnya waktu itu. Pada saat nge-vote, Chikki (samaran), temen adekku di tekan sama Alena, "Heh, Chik, kalo kamu nggak milih aku jadi ketua kelas, tiap hari uang jajan kamu bakalan aku mintain terus, 10.000,"
Of course, Chikki takut dong. Dan itu nggak cuma Chikki yang digituin sama Alena, tapi temen-temen sekelasnya juga, termasuk Nina.
Dan ya, pasti kalian juga udah tau akhir cerita dari 'pemilu' itu gimana. Otomatis, Alena menang. Dan sejak saat itu, Alena dikasih kepercayaan sama wali kelasnya, untuk jadi ketua kelas. You know what, dan sejak saat itu juga, hukum 'Tampar' mulai dilaksanakan (jadi, tiap ada yang berani atau ngelanggar peraturan yang Alena buat, hukumannya tamparan,). Dan aku sampe sekarang nggak pernah tau, siapa aja yang udah kena tamparannya Alena.

Pas udah naik ke kelas 4, Nina udah ikut pramuka. Dan ada juga pemilihan barung. Lagi-lagi, Alena jadi ketua barung. Dan, Nina jadi anak buahnya. aku takut banget waktu itu.
Ternyata ketakutanku emang beneran terjadi. Waktu penerimaan rapot semester 1, mamaku kaget karena nilai ekskul pramuka Nina cuma dapet D. Demi Tuhan, aku juga kaget waktu itu. Seingetku, Nina nggak masuk Pramuka cuma 2 kali, dan itu karena nggak ada yang nganter dan hujan. Mamaku marah-marah. Dikiranya itu salah wali kelasnya, karena emang wali kelasnya yang suka males masukkin nilai ekskul ke rapot anak-anaknya. Ternyata enggak, mameeen! Itu salahnya Alena. Tiap Pramuka, pasti ketua barung harus ngabsen anak buahnya. Dan setiap Nina dateng, pasti ditulis 'tidak masuk'. Dan itu nggak cuma Nina yang digituin, Billa (samaran lagi) temen se-barungnya juga digituin. Alhasil, di rapot, nilai Pramuka Nina sama Billa, D. Waktu pertama kali masuk, Alena dimarah-marahin sama mamanya Billa. Dan marah-marahinnya nggak cuma dibilangin atau ditegur agak keras gitu, tapi juga dimaki-maki, "Kamu tu curang, Alena. Jahat kamu tu. Tante sampe nggak tau yang ada di otakmu tu apa aja. Di dalem hatimu tu kayanya isinya cuma tabiat jelek doang..!"

Akhirnya, abis ada tragedi itu, Mamaku ke sekolah buat nemuin Dinna (samaran). Katanya, Nina mau dipindah ke barungnya Dinna. Eh, sialnya, Dinna udah pulang. Yaudah, akhirnya, mamaku jemput Nina sekalian dan langsung pulang. Di tempat parkir, mama ketemu Dinna. "Dinna, kok kamu nggak ikut pramuka?"
Mamanya Dinna ikut nimbrung, "Lho, berarti ada pramuka to kak Din.. Wooo, nakal kamu, malah nggak ikut.." mamanya Dinna agak marah sama Dinna.
"Enggak, kok ma.. Tadi Dinna udah izin sama Ayahanda Bowo. Boleh kok.."
"Oh yaudah.. Deh, mama kira kamu bolos.." kata mamanya Dinna.
"Lha, mobilnya dimana, Jeng?" mamanya Dinna tanya ke mama.
"Itu di depan sekolah mbaknya Nina. Eh, Din, mulai besok Nina ikut ke barung mu aja, ya. Nggak papa kan?" kata mamaku.
"Iya, Tante.  Nggak papa kok. Lagian Amanda juga sering nggak masuk. Jadi Nina bisa nggantiin dia."
"Oh, yaudah, malahannya kok ya.. Makasih ya, Dinna," kata mamaku.
"Nina pindah barung nya Dinna kenapa? Ada masalah sama bocah itu lagi?" mamanya Dinna mungkin udah nebak, dan tebakkan itu bener.
"Iya, gitulah mbak.." kata mama.

Guys, Dinna ini temen TKnya Alena. Dan dari TK, Dinna juga udah musuhan sama Alena. Dan musuhan itu nggak cuma antara Dinna sama Alena aja, juga sampe ke mama- mamanya.
Jadi kapan hari, Alena itu ngejek Dinna, "Heh, Din, dandananmu kok norak sih? Anting-anting warna-warni begitu. Kaos kaki juga warna-warni. Bando juga ada yang bulu-bulu nya gitu. Nggak malu, kamu? Ihh, norak banget Dinna.. Dasar norak!"
Ya, jujur, aku juga nganggap Dinna rada norak. Tapi, dia norak karena dia ikut modelling. Lagipula, Dinna pantes kalo pake aksesoris norak-norak gitu, nggak terlalu mencolok dan nggak bikin sakit mata.
Dinna itu anaknya juga berani. Ya, mungkin karena sering modelling jadi pede dan nggak pikirin apa orang bilang soal dia. Yaudah, dia bales aja kata-katanya Alena, "Ya, biarin. Daripada yang make orang cebol kayak kamu, tambah nggak pantes dong.."
You know what habis itu Alena bilang apa?
"Ya biarin, cebol. Yang penting aku masih punya papa. Nggak kayak kamu, nggak tau papanya dimana.."

Anak kayak gini, nih, gedenya jadi apa coba? Punya jabatan pake malak, ngatain orang sembarangan... Kalo mamaku bilang, anak kayak gini gedenya jadi kriminal. Kalo menurutku, Alena jadi kayak gini gara-gara environment keluarga nya juga kayak gitu. Mama papanya rebellious semua kata mamanya Billa.

 Bagi yang punya adek yang masih SD, ajarin adeknya baik-baik ya. Jangan sampe dia rebellious kayak Alena, tapi jangan juga jadi anak lembek kayak Nina. Ajarin dia gimana caranya pede, berani berpendapat, milih temen yang baik dan bebas bergaul dengan siapa aja (bebas bergaul, bukan pergaulan bebas). Karena setiap adek, pasti bakalan nyontoh kakaknya, dan kakaknya harus nyontohin yang baik bagi adeknya.